Short story of ADAM and HAWA

HAWA:

Dulu…hmm.. Sampai sekarang mungkin… kupikir aku adalah tulang rusuknya. Seseorang yang memang diciptakan hanya untuk dia… Mungkin dia hanya tidak menyadari aku adalah hawanya hingga ia lupa keberadaanku. Aku mencintainya, walau ia melupakan atau bahkan ketika ia menolakku… Aku akan terus mencintainya… Aku tidak mengharapkan ia akan membalas cintaku atau sadar bahwa aku memiliki tulang rusuknya, aku hanya ingin melihat dia bahagia, dengan apapun, siapapun, kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun…
I’m desperately in love with you until i don’t care anymore with my heart… As long as u happy, i will always happy… I promise, i will be your angel of happiness, i will protect your happiness forever…

ADAM
Aku bertemu dengan seorang wanita, dia sungguh berbeda denganmu hawa. Dia terlihat sungguh cantik, menyenangkan, pandai dan glamour, berbeda sekali dengan dirimu, yang juga cantik, pandai dan menyenangkan namun lebih sederhana dan simple minded. Kau lebih manja dan terkadang aku pikir kau akan menjadi seorang istri yang baik, karena kau begitu memperhatikan dan melayaniku. Aku begitu bingung memilih antara kau, hawa atau dia. Aku mencoba bertanya pada hatiku, dia berkata kau yang terbaik, namun pernah kan kau dengar, don’t believe only to one person, so i’m asking to my friends. My friends said, ” lu kan lagi cari calon istri bukan pembantu buat ngelayanin…  So pick the second one… She suits u better, smart, pretty, and fabulous… Seperti biasa, hanya kau yang bisa menjawab pertanyaanku, maka aku pun bertanya padamu, dan kau menjawab jika dia bisa membuatku bahagia dibandingmu, maka aku harus memilih dia dibanding dirimu….. So i pick her than u… When i did that, my heart beat so fast, rasanya seperti ada yang menusuk2 hatiku, tapi entah apa, aku pikir mungkin karena aku terlalu keras berpikir dan besok ketika aku bangun dari tidurku, dia akan kembali seperti semula. So, hawa, let’s start a new story…

HAWA
Adam, dimanakah kau berada sekarang. Sepertinya sudah lama sekali aku tak melihat wajahmu, melihat senyummu dan mendengar suaramu…
Hari ini, ketika kau tak ada disekitarku dan ketika aku merasa sangat kesepian, ada seorang teman lama yang mengatakan padaku bahwa tulang rusuk yang aku miliki adalah miliknya. Aku mengatakan tidak mungkin, bagaimana mungkin ini miliknya secara ditulang rusuk ini telah terukir namamu. Dia pasti berbohong karena dia salah mengira aku dengan orang lain. Melihatnya sungguh amat kasihan, terlebih ketika kulihat matanya, ia tampak begitu sedih mendengar perkataanku. Aku jadi merasa bersalah. Karenanya aku katakan padanya, ia boleh meminjam tulang rusuk ini hingga dia menemukan tulang rusuk sebenarnya atau sampai kau kembali mengambil tulang rusuk ini dariku. Bolehkah aku meminjamkannya? Sejak aku tidak dapat bertanya padamu, maka aku mengijinkannya meminjam tulang rusuk ini, it’ll be yours always, don’t panic…

ADAM
Hawa, kupikir ini adalah keputusan yang tepat untuk lebih memilih dia dibanding dirimu. Dia begitu lucu dan menyenangkan. Dia dapat menemaniku kemanapun aku mau tanpa menjadi bebanku… Dan yang utama, ayah ibuku dan seluruh keluarga menyukainya, mereka tampak bahagia ketika dia ada di sekitar. Hawa…kau juga harus move on, jangan memikirkanku lagi, jangan mengingatku, dan jangan menungguku, aku bahagia… Tapi ada yang aneh di diriku, sejak aku memutuskan untuk pergi dan melupakanmu, aku memiliki penyakit hati… Hati ini akan selalu berdebar kencang dan terasa sakit setiap kali ak berpikir atau teringat tentangmu. Maafkan aku hawa, bukan aku ingin benar2 melupakanmu namun aku tidak kuat setiap hati ini terasa sakit, jadi aku berusaha untuk tidak mengingatmu… Hawa, Aku melihat foto seorang teman lama, dia sedang berfoto denganmu. Tertawa ceria. Kau tampak begitu bahagia. Aku lihat lagi senyummu yang sangat manis itu. Hatiku terasa lebih sakit kali ini tidak seperti biasanya, tapi untunglah teman lama itu berada di dekatmu sehingga kau bisa tertawa tidak seperti waktu aku pergi darimu, kau terlihat sangat sedih, air mata mengalir terus membasahi pipimu. Semoga senyummu takkan pernah hilang sampai kapanpun…

HAWA
Hari ini aku begitu sedih dan terpuruk… Setelah kau pergi entah kemana, hari ini ayahku memutuskan untuk pergi meninggalkanku juga, namun untuk selamanya yang kutahu dia tak akan kembali lagi. Aku takut, aku begitu kehilangan, terlebih kau tidak ada disampingku untuk menopangku jatuh. Aku bingung tidak tahu harus bertopang pada siapa… Hingga pada akhirnya teman lama menawarkan tangannya untuk membantuku berdiri, meminjamkan pundaknya untuk aku bersandar dan menyediakan seluruh waktunya menemaniku, menghiburku dan membuatku tertawa lagi… Dia membuatku merasa nyaman dekat dengannya. Sedikit demi sedikit dan sekilas dia mirip denganmu, dan bayanganmu mulai terlihat samar di mataku. Aku takut, bayanganmu hilang dari pikiranku dan hatiku tertutup, namun aku bisa menjamin tulang rusuk ini masi tetap milikmu…selamanya…

ADAM
Aku mendengarnya… Hatiku begitu merasa khawatir dan sakit ketika mendengarnya. Mendengar ayahmu telah pergi meninggalkanmu… Saat ini kau pasti sedih, merana dan terpuruk, ingin sekali aku berlari ke tempatmu berada dan memelukmu, namun aku tidak bisa berada disisimu, karena aku telah memutuskan untuk melupakanmu. Kau gadis yang kuat dan tegar, aku yakin kau bisa melalui semua seperti saat kau melalui waktu tanpaku… Saat ini aku tahu kau pasti berharap aku ada disana, memegang tanganmu dan mengatakan semua akan baik-baik saja… Namun kau tahu, aku tak bisa, karena sekarang ada dia yang harus ku genggam tangannya dan tak bisa kulepas. Kau pasti bisa… Walau aku tak berada disisimu, doaku besertamu…

HAWA
Aku dengar wanita itu meninggalkanmu… Entah alasan apa dia pergi, atau mungkin alasan   sama seperti yang kau lontarkan padaku ketika kau pergi, atau mungkin, bukan dia yang meninggalkanmu namun justru kau yang pergi meninggalkan dia? Apakah karena kau menyesal meninggalkanku di belakang? Tidak, itu hanya halusinasiku saja… Kau terlihat amat sangat sedih. Apa yang bisa kulakukan untukmu, adam? Apa aku harus menari dan bernyanyi seperti yang dulu biasa kulakukan untuk menghiburmu? Atau aku harus mendatangi dia dan memohon agar kembali padamu seperti yang kulakukan dulu pada wanita2 sebelum dia? Katakan padaku, teriaklah Adam, maka aku akan berlari mendapatkan yang kau inginkan lalu pergi menjauh melihatmu tersenyum dari tempat persembunyianku.

ADAM
Hawa, tahukah kau kalau sekarang aku sendirian meratapi nasibku? Aku merasa kehilangan, begitu sepi dan sedih, tapi untungnya hatiku tidak terasa sakit seperti ketika dulu aku pergi darimu. Ingin sekali aku berjumpa denganmu hawa, ingin sekali aku mendengar kata-kata lucu dan polos dr mulutmu. Ingin sekali aku melihat kau menari dan bernyanyi seperti dulu yang biasa kau lakukan ketika aku bersedih. Aku ingin melihat tingkah2 konyolmu, tertawa bersamamu… Entah mengapa saat ini ketika aku berpikir tentang dia, aku akan selalu teringat padamu, dan itu membuat hatiku sakit, namun semakin aku berusaha untuk memikirkannya semakin aku teringat tentangmu dan semakin sakit hati ini. Hawa… Apa yang harus aku lakukan saat ini, hanya kau yang selalu bisa menjawab semua pertanyaanku. Dia tidak mengatakan sepatah katapun ketika pergi dariku, yang dilakukannya hanyalah berpegangan tangan dan tertawa dengan pria yang bukan diriku.
Apakah aku harus pergi bertanya padanya dan menariknya kembali ke sisiku? Ataukah aku harus membiarkannya dan pura2 tidak mengenalnya? Oh, hawa, andai kau disini…

HAWA
Adam… Teman lama itu terus meminta tulang rusuk ini untuk menjadi miliknya… Untuk menemaninya hingga akhir hayat. Apa yang harus kulakukan, walaupun sekarang kau telah sendiri namun kau tak kunjung kembali ke sisiku… Apakah kau bersungguh-sungguh mengatakan kalau kau akan melupakanku dan menyuruhku untuk move on… Apakah itu tandanya kau tak akan pernah kembali? Bolehkan aku terus menggenggam tangan teman lama itu seumur hidupku, karena sekarang aku merasa ketergantungan dengannya. Aku takut dia juga pergi meninggalkanku seperti yang dilakukan dirimu. Mungkin ketika dia pergi aku akan merasa lebih kehilangan dibanding sewaktu kau meninggalkanku, karena sewaktu ia berada disisiku ia lebih erat memegang tanganku, lebih hangat memelukku dan lebih mesra menciumku, walau terkadang apa yang dilakukannya terlihat kasar dan semena2, namun aku merasa dimiliki seutuhnya, di lindungi…
Apakah aku salah berpikir begitu tentangnya atau aku yang salah berpikir tentang kau, adam?

ADAM
Hawa, aku melihatmu, akhirnya setelah sekian lama, aku melihatmu secara langsung… Entah mengapa jantungku berdebar kencang sekali karena terkejut melihatmu didepanku, dihadapanku seperti waktu pertama aku jatuh cinta padamu… Ingin sekali aku memelukmu erat seperti dulu, namun aku tak bisa. Kaki ini terasa berat sekali aku merasa tak pantas memelukmu, bahkan melihatmu. Aku merasa serba salah hingga aku ingin sekali kabur menjauh darimu, jauh dari tatapan sedihmu. Aku menjadi salah tingkah, padahal sebenarnya aku ingin sekali melihat senyummu lebih lama. Senyum yang selalu menghiasi hari-hariku dulu.. Hari ini aku merasa dan tersadar bahwa aku telah membuang seseorang yang berharga, seseorang yang selalu berada disampingku, yang mau bertingkah konyol hanya untuk melihatku tersenyum, yang mau jadi apapun demiku. Hari ini ketika ibuku merapikan gudang, aku melihat banyak tumpuka barang tidak terpakai yang ia buang. disana aku melihat sebuah rumah – rumahan yang masih terlihat rapih hanya sedikit berdebu. Rumah-rumahan yang kau buat untukku, sebuah rumah yang terlihat nyaman dan hangat. Rumah yang dulu kita impikan menjadi rumah kita selamanya… Tapi itu kini hanya menjadi rumah-rumahan, karena kini aku melihatmu bahagia, tertawa lebih banyak dan tersenyum lebih sering… Aku tidak mau membuatmu bersedih dengan kehadiranku lagi. Walau berat, aku akan menjagamu dari jauh… Tersenyumlah, tertawalah, berbahagialah, jangan memikirkanku dan bersedih…

HAWA
Aku melihatmu adam… Aku melihat lagi senyummu… Sama seperti dulu, tidak berubah sama sekali, senyum yang membuatku jatuh cinta, tapi sayangnya bukan senyumku lagi kini… Adam, tahukah kau aku ingin sekali memelukmu dan mengatakan betapa aku merindukanmu dan menantimu kembali. Tapi mulutku terkunci. Terbayang wajah teman lama tiba2 dan itu membuat lidahku kelu… Adam, yang kupikir bayanganmu telah hilang dari pikiranku, tapi ternyata hanya kusembunyikan di bawah relung hati tidak hilang sama sekali. Adam… Aku masih mencintaimu, walau kini aku tak bisa melepaskan teman lama dari genggamanku.

ADAM
Hawa… Aku merindukanmu, aku dengar dari bibiku, kau bertemu dengannya kemarin. Bagaimana bisa kau bertemu dengannya tapi tidak denganku lagi. Bagaimana mungkin kau bisa behubungan dengannya tapi tidak denganku. Ingin sekali aku meminta contactmu dari bibiku, tapi aku malu dan juga ayah ibuku mengawasiku. Entah mengapa mereka tetap tidak menyukaimu, kupikir hanya karena mereka belum mengenalmu lebih jauh. Seorang gadis manis sederhana yang penyayang dan rela berkorban. Mereka tidak bisa melihatnya karena mereka hanya melihat seseorang dari status sosial dan tingkat pendidikan, jadi ini bukan salahmu tapi memang total salah mereka dari awal mereka berkomentar tentangmu. Maafkan mereka, hawa, mereka tidak memberikan kesempatan untuk diri mereka mengenalmu lebih lanjut. Hawa… Aku merindukanmu, apakah kau mendengar suara hatiku?

HAWA
Aku telah memutuskan, aku akan menghabiskan seluruh nyawa ini bersama dengan teman lama. Kau memang pemilik tulang rusuk ini tapi kau tidak pernah menginginkan atau membutuhkannya kembali berbeda dengan teman lama yang tidak memiliki tulang rusuk ini namun ingin sekali memilikinya dan tak bisa hidup tanpanya… Aku tak bisa membiarkan teman lama bersedih karena aku tak mengijinkannya memiliki tulang rusuk ini. Aku tak bisa membiarkan diriku menjadi seperti kau, Adam, meninggalkan seseorang yang mebuatku merasa berarti, seseorang yang selalu ada untuk menopangku. Aku mencintaimu adam, selalu mencintaimu seperti janjiku, tapi aku harus memilih Adam, dan kau tak memberikanku pilihan lain selain ini. Aku sudah bilang ke teman lama, dia boleh memiliki tulang rusuk ini namun jangan pernah menghapus ukiran namamu disana, dan dia membiarkanku menyimpan ukiran namamu disana walau terlihat ia tidak menyukai ide ini. So… Wait for my invitation, i hope u can come and happy for me…